MALIOBORO – Perekonomian DIY triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan sekitar 5,55 persen dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional, sekitar 5,06 persen.
Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III ini jauh lebih tinggi dibanding triwulan II-2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding triwulan yang sama tahun 2016 yang tumbuh 5,30 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik DIY, JB Priyono mengatakan, bahwa pertumbuhan yang terjadi pada triwulan III kemarin disebabkan oleh beberapa hal. Dari sisi produksi, pertumbuhan lebih disebabkan meningkatnya realisasi pencairan anggaran Jasa Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib.
“Pertumbuhan juga didorong meningkatnya kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan kategori Konstruksi. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto dan Pengeluaran,” paparnya.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,59 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen Ekspor Antardaerah Neto yang tumbuh 34,28 persen.
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2017 mencapai Rp30,95 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp23,74 triliun.
Menurutnya, perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Triwulan III tahun 2017 ini mengalami pertumbuhan sekitar 5,41 persen dibanding dengan triwulan III – 2016 tumbuh 5,41 persen (y-on-y) lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama tahun 2016 sebesar 4,95 persen.
“Perekonomian DIY triwulan III-2017 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,55 persen (q-to-q), jauh lebih tinggi dibanding triwulan II-2017 yang sebesar 0,13 persen, namun lebih tinggi dibanding triwulan yang sama tahun 2016 yang tumbuh 5,30 persen,” ujarnya.
(erfanto linangkung)