MALIOBORO – Real Estate Indonesia (REI) berharap peran lebih dalam upaya pengembangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota baru yang dibentuk berdasarkam community base, di mana Yogyakarta bertumbuh tidak mengarah ke kota tetapi ke samping memang membuat mereka harus mengubah strategi.
Salah satu pengembang yang juga Direktur Utama Fasco Mainson, Hartono mengungkapkan, strategi pemerintah DIY kali ini terungkap dalam visi misi Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang mengusung tema Among Tani Dagang Layar mengakibatkan arah pembangunan ke selatan. REI dapat berperan atas dasar tata ruang yaitu infrastruktur.
“REI memiliki kompetensi tata ruang baru,”tuturnya.
Hanya saja, tantangan dan kondisi properti saat ini, spread bunga yang masih tinggi, perizinan yang masih ribet, infrastruktur listrik, air dan jalan masih harus mereka hadapi. Terlebih Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat migrasi paling tinggi.
DIY akan tumbuh, namun di satu sisi lahannya sangat sempit. Hal ini berbahaya dalam dunia properti. Terlebih perpajakan fluktuatif di mana pengusaha selalu ditekan, memang membuat iklim bisnis yang tidak menguntungkan industri properti.
“Oleh karena itu, agar iklim bisnis properti berkembang maka suku bunga perbankan harus diturunkan,”tambahnya. (Erfanto linangkung)