Indeks

Kenaikan Harga Beras Sumbang Inflasi DIY

inflasi-yogyakarta-diy
inflasi-yogyakarta-diy

MALIOBORO – Pada bulan Oktober 2017 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota lainnya mengalami deflasi, Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,05 persen diikuti Kota Batam dan Bungo masing-masing sebesar 0,72 persen dan 0,55 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Surakarta dan Cilegon masing-masing sebesar 0,01 persen, diikuti oleh Kota Bima, Malang dan Cilacap masing-masing sebesar 0,02 persen.

Deflasi terbesar terjadi di Kota Palu sebesar 1,31 persen, diikuti Kota Ambon dan Bau-Bau masing-masing
sebesar 1,28 persen dan 1,08 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Palopo sebesar 0,01 persen.

Di wilayah Pulau Jawa dan Madura, 17 kota IHK terjadi inflasi dan 9 Kota lainnya mengalami deflasi. Kota Bogor mengalami inflasi tertinggi, yaitu mencapai 0,26 persen, diikuti oleh Kota Tegal dan Yogyakarta masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,16 persen, sedangkan Kota Cilegon dan Surakarta mengalami inflasi terendah yaitu masing-masing sebesar 0,01 persen.

Deflasi terbesar terjadi di Kota Depok mencapai 0,19 persen diikuti oleh Kota Probolinggo dan Jember masing-masing sebesar 0,17 persen, sedangkan Kota Bandung dan Tangerang mengalami deflasi terkecil masing-masing mencapai 0,03 persen dan 0,06 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyanto mengungkapkan, Kota Yogyakarta pada Bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,16 persen yang disebabkan naiknya indeks harga konsumen kelompok bahan makanan naik sebesar 0,19 persen; kelompok makanan jadi, minuman ,rokok dan tembakau naik sebesar 0,23 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,33 persen; kelompok sandang naik 0,06 persen; kelompok kesehatan naik 0,13 persen.

“Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,21 persen; sedangkan kelompok transport, komunikasi dan
jasa keuangan turun sebesar 0,18 persen,” paparnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Bulan Oktober 2017 sehingga memberikan andil terjadinya inflasi di antaranya beras, naik 4,82 persen dengan memberikan andil 0,16 persen; akademi/pergurunan tinggi, gudeg, cabai merah, besi beton, dan pepaya naik 1,17 persen, 2,55 persen, 18,39 persen, 5,02 persen, dan 5,22 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,02 persen; sewa rumah, batu bata, genteng, kayu balokan, pisang, melon, rokok kretek filter, sepatu, batu pondasi, sepeda motor, salak ,brokoli, dan pemeliharan /servis kendaraan naik 0,65 persen, 1,92 persen, 3,28 persen, 2,56 persen, 1,73 persen, 9,34 persen, 0,44 persen, 3,16 persen, 3,73 persen, 0,28 persen, 8,96 persen, 8,95 persen dan 1,00 persen dengan memberikan andil masing-masing 0,01 persen. (Erfanto linangkung)

Exit mobile version