Indeks

Pembiayaan UMKM untuk Menjaga Stabilisasi Usaha dan Pertumbuhan Ekonomi

yunita-resmi-sari-bank-indonesia
yunita-resmi-sari-bank-indonesia

MALIOBORO – Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menjadi kebijakan paling popular di setiap negara untuk mendorong UMKM. Pembiayaan usaha UMKM dikenal sebagai kebijakan ampuh untuk menjadikan UMKM menjaga stabilisasi usaha mereka demi menjaga pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Direktur Pembinaan UMKM Bank Indonesia, Yunita Resmi Sari mengatakan, UMKM ada di setiap daerah dan di setiap negara. Sehingga kebijakan pengembangan UMKM juga ada di setiap negara termasuk Indonesia. Kebijakan pengembangan UMKM di negara lain di mana semakin tinggi income maka instrument semakin bervariasi.

“Dan kalau kita lihat instrumen yang paling banyak dipakai adalah jaminan kredit, financing, intercept subsidi,” tutur Yunita saat Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017, Selasa (21/11).

Di Indonesia strategi pengembangan UMKM melalui beberapa skema di antaranya adalah dengan menggunakan jaminan kredit, mandatori kredit, dan intercept subsidi melalui KUR. Sehingga perlu upaya khusus untuk mendorong perbankan menambah kredit mereka untuk UMKM. Sebab, UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 57,6% kepada Product Domestik Bruto (PDB) .

Selama ini, 99,9% unit bisnis di tanah air adalah dan UMKM tersebut telah menyerap 97% tenaga kerja. Namun di satu sisi, kendala utama yang sering diungkapkan oleh perbankan adalah sumber daya manusia (SDM), permodalan dan kapasitas dari UMKM itu sendiri.

Dalam rangka mendukung tugas utama BI maka empat pilar strategi pengendalian inflasi dari sisi suplai memang mereka laksanakan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan UMKM berkualitas dengan menjaga keberlangsungan dengan mendukung pembiayaan berkualitas, penguatan fasilitasi transaksi elektronik UMKM, pilar kelembagaan dan kerja sama.

Pilar kedua dalam rangka pembiyaan UMKM dengan mewajibkan bank umum untuk menyalurkan kredit atau pembiyaan dengan memenuhi ratio secara bertahap. Tahun 2015 minimal ada 5 % pembiayaan perbankan disalurkan di sektor UMKM, tahun 2016 dengan alokasi minimal 10%, tahun 2017 minimal 15% dan tahun 2017 mencapai 20%.

“Mandatori pembiayaan UMKM juga popular di negara lain untuk mendukung UMKM,” tandasnya. Selama ini, kredit UMKM didominasi oleh usaha menengah, baru mikro dan mikro kecil, di mana kredit UMKM tertinggi pertumbuhannya adalah pertanian. Sementara, menurut wilayah masih didominasi oleh pengusaha di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan baru Papua. Pihaknya juga berupaya melakukan pengembangan industri kreatif, tetapi kendalanya selama ini industri kreatif ini tidak memiliki agunan dan informasi melalui website.

(erfanto linangkung)

Exit mobile version