MALIOBORO.NEWS, Yogyakarta – lonjakan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Yogyakarta melonjak. peningkatan ini terjadi setelah libur panjang pada akhir Oktober lalu. Sejumlah masyarakat bepergian keluar kota atau ke tempat wisata untuk memanfaatkan masa liburan .
Ketua Harian Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan peningkatan penularan di kota yogyakarta setelah libur panjang meningkat 3 kali lipat.
Sebelum liburan panjang akhir Oktober lalu, jumlah kasus masih berkisar 45 kasus positif harian yang ditangani layanan rumah sakit di Kota Yogyakarta. Sementara usai liburan akhir oktober ada 147 kasus positif.
Tiga minggu setelah liburan panjang ada kenaikan tiga kali lipat lebih dan pertumbuhan kasus di Kota Yogyakarta banyak yang terjadi di lingkup keluarga.
Peningkatan kasus positif COVID-19 di Yogyakarta disebabkan oleh adanya klaster keluarga. Ada satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan luar kota untuk bekerja atau sekadar berlibur, dan sekembalinya ke rumah menularkan kepada anggota keluarga.
Namun, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah peningkatan kasus di Yogyakarta akibat dari libur panjang. Seperti diketahui Kota yogyakarta adalah kota destinasi wisata dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai kota.
“Secara langsung belum bisa dikatakan (penularan dari libur panjang) karena pengaruh liburan di Yogyakarta. Jika dilihat datanya, kebanyakan dari warga Kota Yogyakarta yang terkena ketika melakukan perjalanan luar kota, baik saat kerja maupun liburan,” tuturnya.
Masyarakat harus kembali diingatkan agar protokol kesehatan COVID-19 di rumah tetap dijalankan dengan baik. Sepulang dari perjalanan atau bertemu dengan banyak orang di luar, agar terlebih dahulu mandi. Pakaian juga langsung dicuci, sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Di samping itu tetap jaga jarak, pakai masker dan selalu cuci tangan.
Begitu juga dengan di perkantoran. Diharapkan protokol kesehatan COVID-19 harus tetap dijalankan. Jangan menganggap karena setiap hari bertemu seolah-olah sudah tidak ada risiko. Sebab, setiap orang yang melakukan interaksi di luar bisa jadi terkena risiko terpapar.(wid/rn)