MALIOBORO – Kalangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) DIY berusaha untuk terus mengikuti perkembangan pasar industri keuangan agar mampu tetap dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola keuangan dari nasabah.
Oleh karena itu, industri BPR di DIY juga telah berupaya melakukan penyesuaian terkait kebijakan kenaikan 7 Day Reserve Repo Rate Bank Indonesia 50 basis points.
Ketua Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) DIY, Ascar Setiyono mengatakan, sejak BI menaikkan suku bunga mereka, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga telah menyesuaikan suku bunga mereka.
LPS juga telah menaikkan tingkat bunga penjaminan (LPS) Rate. Hal ini tentu juga membuat kalangan BPR harus menyesuaikan, terutama untuk deposito.
“Kami telah menyesuaikan bunga depositonya agar tetap dipercaya oleh nasabah,”tuturnya.
Hanya saja, meskipun dari sisi simpanan kalangan BPR telah melakukan penyesuaian dengan menaikkan suku bunga mereka, namun di sisi kredit, BPR saat ini masih menggunakan suku bunga yang lama. Kalangan BPR di DIY belum menaikkan suku bunga mereka agar masyarakat tetap menggunakan produk-produk dari BPR.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, jumlah aset hingga bulan April 2018 lalu mencapai Rp 6,073 triliun. Jumlah tersebut naik sedikit dibanding dengan jumlah aset akhir Desember tahun 2017 yang mencapai Rp 5,924 triliun atau mengalami peningkatan sekitar 2,52 %. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BPR-BPRS di DIY hingga bulan April 2018 lalu mencapai Rp 4,617 triliun.
DPK tersebut meningkat dibanding dengan akhir tahun 2017 yang lalu mencapai Rp 4,536 triliun atau hanya meningkat 1,78%. Kabupaten Sleman menjadi wilayah yang paling banyak nilai DPKnya, di mana jumlah tabungan warga Sleman di BPR menccapai Rp 617 miliar, dan nilai deposito mencapai Rp 1,5 triliun.
Jumlah tabungan kalangan BPR di Kota Yogyakarta mencapai Rp 280 miliar
dan Deposito mencapai Rp 615 miliar. Jumlah tabungan di BPR wilayah Bantul mencapai Rp 246 miliar dengan deposito mencapai Rp 557 miliar.
Sementara tabungan di BPR wilayah Kulon Progo mencapai Rp 244 miliar serta Deposito sebanyak Rp 192 miliar. Di Gunungkidul, jumlah tabungan mencapai Rp 170 miliar dan deposito sebanyak Rp 145 miliar.
Sementara dari sisi Kredit, kalangan BPR-BPRS di DIY telah berhasil menggelontorkan senilai Rp 4,525 triliun. Sedikit meningkat sekitar 4,05 % dibanding jumlah kredit yang dikucurkan hingga akhir Desember 2017 lalu yang mencapai Rp 4,348 triliun.
Hanya saja, nilai Net Performance Loan (NPL) hingga bulan april 2018 yang lalu mencapai 5,25%, meningkat dibanding dengan akhir Desember 2017 lalu yaitu 4,56%. Sementara Loan Deposit Ratio (LDR) mengalami sedikit peningkatan dari 76,8 % menjadi 77,77 %.(fan)