Indeks

Peran Intermediasi Perbankan Meningkat

MALIOBORO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan industri keuangan bisa tumbuh tahun ini. OJK optimis, target tersebut dapat dilampaui oleh industri keuangan di tanah air mengingat kinerja yang cukup  baik di tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, OJK menargetkan pertumbuhan kredit dunia perbankan berada di kisaran 12,2% dan dana pihak ketiga (DPK) 11,16%. Optimisme tersebut terjaga mengingat hingga akhir Desember 2017, Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 23,36%.

Sementara Risk- Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa juga berada di level tinggi, masing-masing sebesar 310% dan 492%. Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,97 kali, jauh di bawah threshold sebesar 10 kali.

“Kuatnya permodalan perbankan ini juga diikuti dengan likuiditas yang memadai,” papar Wimboh.

Pada Desember 2017, rasio Alat Likuid per Non-Core Deposit (AL/NCD) perbankan tercatat sebesar 90,48%, di atas threshold sebesar 50%. Sementara excess reserve perbankan tercatat di kisaran Rp626 triliun. Dengan demikian, intermediasi lembaga jasa keuangan juga mengalami pertumbuhan yang sejalan dengan kinerja perekonomian domestik. Kredit perbankan pada Desember 2017 tercatat sebesar Rp4.782 triliun atau tumbuh sebesar 8,35% yoy. Sementara itu,”Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada Desember 2017 tercatat sebesar Rp5.289 triliun atau tumbuh 9,35% yoy,” paparnya.

Pertumbuhan intermediasi perbankan juga diikuti dengan tren penurunan suku bunga. Sepanjang tahun 2017, suku bunga deposito turun sebesar 65 bps, dan suku bunga kredit turun sebesar 77 bps. Sementara itu, piutang pembiayaan yang disalurkan perusahaan pembiayaan tercatat sebesar Rp415 triliun atau tumbuh 7,05% yoy.

Pertumbuhan intermediasi yang berlanjut turut mendorong tumbuhnya total aset lembaga jasa keuangan. Total aset lembaga jasa keuangan tercatat sebesar Rp9.980 triliun per November 2017, atau tumbuh 12,01% yoy. Sektor perbankan masih mendominasi sektor jasa keuangan nasional, dengan aset mencapai 73,69% dari total aset sektor jasa keuangan.

“Sebesar Rp7.219,6 triliun untuk bank umum dan Rp135,1 triliun untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR),” paparnya. (erfanto linangkung)

Exit mobile version